Keywords: sistem informasi,keanekaragaman hayati,burung,citizen science,web 2.0
Pembangunan wilayah untuk memenuhi kebutuhan dan pertumbuhan populasi manusia telah mengubah kawasan-kawasan alamiah menjadi kawasan binaan. Kawasan pedesaan juga terus berkembang menjadi kawasan perkotaan. Penduduk dunia yang tinggal di kota terus bertambah besar. Salah satu permasalahan perkotaan adalah berkurangnya keanekaragaman hayati, salah satunya adalah burung. Kehilangan keanekaragaman hayati yang diperkirakan sejalan dengan berkembangnya urbanisasi sering kali sulit diketahui. Kondisi ini memerlukan penelitian dan pemantauan jangka panjang. Penelitian yang dilakukan masih terkendala waktu dan biaya serta minimnya jumlah peneliti. Untuk mengatasi masalah ini peneliti di negara maju memanfaatkan para sukarelawan yang terlatih (citizen scientists) yang memanfaatkan teknologi internet berbasis Web 2.0 untuk berkolaborasi melaksanakan penelitian. Model ini selanjutnya diadopsi untuk dikembangkan dalam konteks penelitian burung kota di Yogyakarta dengan kolaborasi peneliti dari lingkungan perguruan tinggi dan klub pencinta burung. Penelitian ini telah berhasil mengembangkan protoytpe sistem informasi berbasis citizen science untuk kolaborasi penelitian dengan analisis kebutuhan yang didapatkan dari para peneliti burung di Yogyakarta. Protoype sistem informasi telah dideploy untuk keperluan pengujian di lingkungan pengembang, dan akan terus dipersiapkan untuk dideploy di lingkungan yang lebih luas.