( Institut Teknologi Sepuluh Nopember )
https://doi.org/10.24089/j.sisfo.2024.05.007
Keywords: Rekayasa Kebutuhan,CMMI,Rekomendasi Perbaikan,REPM,Tingkat Kematangan Proses
Rekayasa kebutuhan merupakan bagian terpenting dalam kegiatan rekayasa perangkat lunak, berperan dalam keefektivitasan pengembangan perangkat lunak. Namun, sering terjadi permasalahan, seperti perbedaan antara sistem yang sudah dikembangkan oleh pengembang dengan keinginan pelanggan. Sebelum melakukan perbaikan terhadap sistem, pengembang harus mengetahui tingkat kematangan proses rekayasa kebutuhan. Standar umum yang sering digunakan untuk mengukur kematangan proses rekayasa kebutuhan adalah REPM (Requirement Engineering Process Maturity) dan CMMI (Capability Maturity Model Integration). REPM dan CMMI memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka dilakukan rekonstruksi dengan hasil 4 proses utama, 20 sub proses, dan 60 aksi. Tingkat kematangan proses rekayasa kebutuhan kemudian diukur menggunakan REPM sebagai dasar acuan yang memiliki tingkat kematangan level 1 sampai 5. Untuk memvalidasi hasil dari model rekonstruksi, penerapan tingkat kematangan proses, dan level dalam daftar pernyataan checklist, maka dilakukan wawancara terhadap expert judgement. Dalam pengukuran kematangan proses rekayasa kebutuhan pada studi kasus di LPTSI ITS, didapatkan hasil kematangan pada level 2.